Jakarta, 03 November 2023 – Mimpi bagi pemanah compound untuk bertanding di kasta tertinggi olahraga di ajang olimpiade masih harus terkubur. Komite Olahraga internasional, yang membawahi Olimpiade telah memutuskan untuk tidak menambah divisi baru compound untuk cabang olahraga panahan di ajang olimpiade 2028.
“Kami turut merasakan kekecewaan para atlet panahan compound di seluruh dunia yang telah berharap agar cabang panahan ini diikutsertakan dalam Olimpiade tahun 2028,” kata Sekretaris Jenderal World Archery, Tom Dielen.
“Meskipun ini bukan berita yang kami harapkan, dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam proses ini membuat kami yakin bahwa ini hanya masalah waktu, bukan masalah apakah, kompetisi panahan compound akan ditambahkan ke dalam Olimpiade.”
Kepastian terkait gagalnya compound masuk dalam salah satu divisi baru tersebut dinyatakan dalam daftar cabang olahraga yang akan diusulkan untuk ditambahkan di Olimpiade 2028, yang akan berlangsung di Los Angeles.
Delegasi dalam Sidang Komite Olimpiade Internasional yang akan datang di Mumbai hanya akan memilih untuk menambahkan lima olahraga baru, di antaranya baseball/softball, kriket, flag football, lacrosse, dan squash – ke dalam cabang olahraga yang akan dipertandingkan di Los Angeles.
Dalam tanggapan lanjutannya terhadap keputusan tersebut, Dielen menegaskan, pihaknya akan fokus pada olimpiade Paris untuk menjadikan panahan sebagai salah satu cabang yang memiliki daya tarik universal. Hanya dengan daya tarik itu, panahan akan memiliki tempat yang istimewa untuk semua turnamen.
“Kita semua telah melihat perjuangan, nilai, dan prestasi yang ditunjukkan para atlet compound pada setiap kompetisi yang sudah berlangsung, yang terakhir kali terjadi di Asian Games di Hangzhou, dan ini akan terus menjadi sorotan utama, baik di ajang Pan Am Games yang akan datang, Paralimpiade tahun depan, dan di World Games pada tahun 2025.”
“Fokus kita sekarang adalah menjadikan kompetisi panahan di Paris 2024 sukses gemilang, dan terus memperkuat daya tarik universal olahraga kita.”