Jakarta, 21 September 2023 – Perubahan cuaca akan menjadi tantangan bagi kontingen panahan Indonesia yang akan berlaga di ajang Asian Games ke-19, di Hangzhou, China. Berbekal pengalaman pada pertandingan sebelumnya, baik di Antalya, Turki, Shanghai, China, dan Berlin, Jerman, seharusnya Tim Panahan Indonesia mampu mengatasi tantangan tersebut.
Pada perhelatan Asian Games ke-19 tersebut, cabang olahraga (cabor) panahan akan bertanding di Fuyang, Hangzhou, China. Lokasi pertandingan bertempat di Fuyang Sports Center Archery Field yang baru dibangun.
Venue tersebut dilengkapi dengan fasilitas kelas dunia, yang memiliki dua lapangan panahan, masing-masing dengan kapasitas 1.500 penonton. Arena tersebut dibangun dengan standar penyelenggaraan pertandingan panahan modern.
Sementara itu, Fuyang adalah sebuah distrik di kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China. Distrik ini terletak di bagian selatan kota Hangzhou, dan berbatasan dengan distrik Xiaoshan di sebelah barat, distrik Yuhang di sebelah utara, dan distrik Gongshu di sebelah timur.
Fuyang memiliki luas wilayah 3.068 kilometer persegi, dan dihuni oleh sekitar 3,932 juta penduduk pada tahun 2022. Distrik ini merupakan pusat manufaktur dan perdagangan penting di Hangzhou.
Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Perpani Abdul Razak mengatakan, kontur geografis Fuyang berbukit-bukit. Karena itu, perubahan cuaca yang mendadak sangat mungkin terjadi. Angin cenderung datang dari arah kiri.
“Kami sudah melakukan survei ke lokasi pertandingan di Fuyang dan berharap atlet kita bisa segera beradaptasi dengan kondisi cuaca yang cukup berangin. Arah angin dari sebelah kiri, sedangkan cuaca bisa berubah-ubah, dari terik ke hujan,” ujar dia.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari AccuWeather, kondisi cuaca di Fuyang, pada Selasa (20/9) bisa berubah-ubah, seperti pada siang diprediksi hujan kecil, dengan suhu udara berkisar antara 22 hingga 28 derajat Celcius. Sementara itu, pada sore hari diperkirakan hujan ringan, dengan suhu udara berkisar antara 21 hingga 27 derajat Celcius dan pada malam hari terjadi hujan ringan, dengan suhu udara berkisar antara 20 hingga 26 derajat Celcius.
Atlet Indonesia seharusnya sudah memiliki pengalaman terkait cuaca yang berubah-ubah. Pada pertandingan di ajang Hyundai World Archery Stage 2 di Shanghai, para atlet mengeluhkan kondisi cuaca yang berangin dan hujan. Beberapa pemanah harus bertanding di bawah kondisi hujan.
Demikian halnya juga dengan di Berlin, Jerman. Kala Arif Pangestu bertanding di laga semifinal, hujan juga sesekali mengguyur dan tiba-tiba mendadak berhenti. Angin keras berhembus dan sangat mempengaruhi arah tembakan.
“Dengan survei yang sudah kami lakukan, dalam beberapa hari persiapan ke depan, kami akan coba melakukan adaptasi latihan dengan kondisi cuaca yang hampir sama dengan di Fuyang. Kami berharap atlet kita dapat bersaing dan menyumbangkan prestasi terbaik di sana,” kata Razak.