JAKARTA, 23 Februari 2023 – Meskipun nampak kecewa karena gagal lolos pada Seleksi Nasional (Seleknas) Tahap I, Gusti Fazli Kertinegoro, atlet panahan asal Pulau Dewata Bali menyatakan akan terus berlatih untuk bersaing kembali pada turnamen-turnamen PB Perpani berikutnya.
“Kendala utama hingga tidak lolos pada Seleknas kali ini karena pada hari pertama saya harus mengganti peralatan panahan. Kondisi tersebut langsung berpengaruh pada perolehan skor saya pada hari pertama. Setelah itu, hari kedua skor saya mulai naik,” ujarnya usai menyelesaikan tembakan terakhir pada Seleknas Tahap I di Lapangan Panahan Gelora Bung Karno, Kamis (23/2/23).
Gusti, demikian sapaannya, begitu mengimpikan menjadi juara dunia pada ajang World Archery. Karena itu, sudah selama satu tahun berselang, dirinya fokus pada divisi recurve. Sebelumnya, dirinya menekuni divisi compound selama tiga tahun.
Pada Kejuaraan Nasional Senior pada 2022 di Palangkaraya, Gusti bersama dua rekan lainnya, yaitu Bagus Gede Agus Yudistiawan dan Gede Agus Pratyadi berhasil meraih emas untuk divisi recurve men team.
Dia juga pernah menjadi juara 1 dan berhak atas emas di usianya yang baru menginjak 14 tahun pada turnamen bersama pemanah asal Asia di Dhaka, Bangladesh pada 2021.
Berbeda dengan atlet panahan lainnya, Gusti masih harus bersekolah penuh di sekolah biasa selama lima hari. Setelah selesai sekolah, pada sore hari, Gusti mulai melahap menu latihan memanah selama kurang lebih dua jam sehari. Latihan tersebut dilakukan di rumahnya, di Bali.
“Memang agak berat menjalani rutinitas seperti itu. Kadang kalau pulang sekolah sudah terlalu sore, latihannya jadi batal,” katanya.
Ayah Gusti, Infithar Fajar Putra, yang menyaksikan langsung putranya berlaga, mengatakan, Gusti sudah mengenal panahan sejak SD kelas 5. Salah satu kendala untuk bisa fokus latihan karena Gusti harus menjalani sekolah secara penuh, seperti biasa. Dia tidak masuk sekolah atlet atau home schooling. Karena di Bali masih minim sistem pembelajatan seperti itu.
“Pindah dari compound ke recurve memang sesuatu yang jarang terjadi. Biasanya atlet berpindah dari recurve ke compound. Karena Gusti targetnya ingin berlaga di Olimpiade, dia akhirnya memutuskan fokus di recurve,” tambah dia.