BeritaLangkah Yang Tak Mudah di Antalya, Target Tiket Tidak Berubah

12 Juni 2024

LAPORAN DARI ANTALYA

“Tidak mudah untuk meraih tiket Olimpiade dari kategori beregu. Untuk putri, mereka harus bersaing dengan 59 negara lainnya, sedangkan putra sekitar 65 negara. Nama-nama seperti Marcus D’Almeida, Florian Unruh, Brady Ellison, Penny Healey, China, India, China Taipei, bisa menjadi batu sandungan”

Antalya, 12 Juni 2024 – Final World Qualification Tournament mulai terasa memanas. Para pepanah dunia harus bertarung habis-habisan untuk memperebutkan tiket terakhir, baik untuk kategori individu maupun beregu. Tak ada peruntungan lain untuk Olimpiade Paris 2024. Satu-satunya adalah tampil terbaik di turnamen ini dan memenangkan kuota.

Cuaca di Antalya, Turki yang cenderung panas berawan menambah cepat degub jantung para atlet panahan dunia yang sudah mulai berdatangan dari H-6. Walaupun hampir setiap tahun atlet-atlet yang sama akan kembali ke Antalya untuk World Cup Stage, mereka akan selalu melakukan aklimatisasi. Kondisi cuaca bisa saja berubah dan adaptasi perlu dilakukan untuk memastikan tidak ada halangan teknis untuk bisa tampil menjadi terbaik.

Keberangkatan atlet panahan Indonesia menuju kejuaraan World Archery Turki di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten, Rabu 5 Juni 2024.

Demikian halnya dengan kontingen Merah Putih. Sejak 05 Juni lalu, enam atlet recurve putra dan putri Indonesia berangkat ke Antalya, Turki untuk melakukan persiapan lebih dini. Bersama para pelatih dan tim teknis, keenam atlet Merah Putih berlatih di Archery Park Verday Bay, Turki.

Tidak mudah memang perjuangan mereka kali ini. Beregu recurve putri Indonesia – Diananda Choirunnisa, Rezza Octavia, Syifa Nur Afifah – harus menjadi semifinalis pada turnamen tersebut, jika ingin mendapatkan kuota beregu. Sementara itu, beregu recurve putra Indonesia – Riau Ega, Arif Pangestu, Bagas Prastyadi – minimal wajib menjadi tiga terbaik.

Total atlet yang akan berlaga di beregu putri sebanyak 144, dan Indonesia harus bersaing dengan 59 negara lainnya dalam merebut jatah tiket beregu yang sama. Dari 59 negara tersebut, masih ada Inggris Raya yang diperkuat oleh mantan peringkat satu dunia recurve putri Penny Healey, Bryony Pitman, dan Megan Havers.

Penny Healey celebrates winning the European Games.

Selain Inggris Raya, ada juga Tim Negeri Tirai Bambu yang dalam dua kali World Cup Stage tahun ini menjadi pemegang medali emas, dengan mengalahkan favorit juara Korea Selatan. China menurunkan tim terbaik, di antaranya An Qixuan, Li Jiaman, Yang Xiaolei.

Di samping Inggris Raya dan China, masih ada lawan tangguh lainnya, seperti dari India, China Taipei, Malaysia, Jepang, Colombia, Spanyol, Italia, tuan rumah Turki, dan yang akhir-akhir ini sering membuat kejutan, yaitu Kazakhtan, Mongolia, dan Vietnam.

Sementara itu, perjalanan perebutan kuota untuk beregu putra tidak jauh lebih ringan. Sebanyak 164 atlet panahan akan berlaga di aduan beregu putra. Mereka mewakili 66 negara, termasuk salah satunya Indonesia.

Marcus D’Almeida, peringkat satu recurve putra, masih harus bersaing untuk beregu putra Brasil, Eric Peters yang gemilang di Kejuaraan Dunia Panahan tahun lalu juga harus berjuang bersama Canada, Florian Unruh juga berada di barisan beregu untuk putra Jerman.

Batu sandungan lain bisa datang dari beregu putra Amerika Serikat, yang menghadirkan musuh bebuyutan Riau Ega, Brady Ellison dan India, yang hadir dengan komposisi terbaik – Dhiraj Bommadevara, Pravin Jadhav, Rai Tarundeep, Juga tak boleh melupakan beregu putra China, Malaysia, Meksiko, Mongolia, Belanda, China Taipei, Vietnam, dan Spanyol.

Mencermati dua kali World Cup Stage di Shanghai dan Yecheon, beregu putri Indonesia memang menjadi semifinalis. Dalam dua kali kualifikasi, Indonesia selalu berada di peringkat 12. Namun, kegigihan atlet-atlet putri Merah Putih mengantarkan mereka sejajar dengan empat tim lainnya, Korea Selatan, Jerman, China, dan Perancis. Kecuali China, tiga tim lainnya tidak lagi mengikuti kualifikasi akhir.

Mental bertanding beregu putri Indonesia patut diacungkan jempol, terutama di Yecheon. Untuk sampai menjadi semifinalis, mereka harus berhadapan dengan Slovenia, China Taipei, Jepang, sebelum akhirnya kalah dari Korea Selatan dan Jerman. Sementara di Shanghai, beregu putri Indonesia mengalahkan Malaysia, Jepang, dan Perancis, serta dikalahkan Korea Selatan dan Jerman.

Untuk beregu putra, Riau Ega dan kawan-kawan menang dari Israel di babak dua belas besar dan harus terhenti dari India dan Korea Selatan di babak perdelapan final, baik di Shanghai maupun Yecheon.

Penampilan terbaik beregu putra terlihat di ajang Asian Games, dengan meraih medali perunggu. Dalam perjalanan menuju tiga terbaik di Asia tersebut, Indonesia mengalahkan Malaysia dan Iran. Pada semifinal, Indonesia dikalahkan Korea Selatan, tetapi berhasil merebut perunggu dari Bangladesh.

Wakil Ketua Umum II Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Perpani Abdul Razak mengatakan, target Indonesia tidak berubah, yaitu meraih dua tiket tambahan olimpiade Paris dari beregu.

Sementara itu, pelatih tim panahan Indonesia Denny Decko menegaskan, para atlet dalam kondisi siap untuk bertanding. “Semua fit, 100 persen siap untuk bertanding,” kata dia.

https://www.indonesiaarchery.org/wp-content/uploads/2023/03/all-logo-copy.png

All contents © copyright Indonesia Archery. All rights reserved.