LAPORAN DARI YECHEON
Dengan hasil tersebut, mata pecinta panahan Indonesia tertuju pada tujuan akhir dari rentetan perjalanan internasional pada bulan depan di Antalya Turki. Apakah beregu recurve putri Indonesia dapat mencapai target untuk mendapatkan tiket olimpiade Paris di Turki bulan depan?
Yecheon, 23 Mei 2024 – Dua turnamen, dua kali capai semifinal, bertemu lawan yang sama, dan mencapai hasil yang sama. Demikian drama yang tersaji antara Shanghai dan Yecheon, dari Hyundai Archery World Cup Stage (AWCS) 1 menuju AWCS 2. Beregu recurve putri Indonesia harus puas berada di tempat keempat atau gagal mencapai target yang diberikan untuk meraih medali perunggu di ajang AWCS 2 di Yecheon, Korea Selatan.
Penampilan yang cukup impresif adalah perlawanan yang diberikan Diananda Choirunisa, Syifa Nurafifah, dan Rezza Octavia terhadap peringkat satu dan tuan rumah Korea Selatan di babak semifinal. Diperkuat oleh peringkat dua dunia Lim Sihyeon, dan dua rekannya Jeon Hunyoung, Nam Suhyeon, beregu recurve putri Indonesia harus mengaku kalah 5 – 3.
Pada laga semifinal, beregu putri Indonesia memang kalah pada putaran pertama 58 – 57, namun berhasil membalikkan keadaan menjadi 2 – 2 pada putaran kedua dengan skor 56 – 58. Pada putaran ketiga, Indonesia kembali ketinggalan 57 – 54, sedangkan pada putaran keduanya bermain seri 55 – 55. Dengan hasil tersebut, Korea Selatan berhak maju ke putaran final, sedangkan Indonesia harus melanjutkan pertandingan ke perebutan medali perunggu.
Pada AWCS 1 di Shanghai, Indonesia juga bertemu Korea Selatan di semifinal. Pertandingan di bulan lalu tersebut nampak tidak berimbang. Korea Selatan dengan mudah dapat menaklukkan Indonesia dengan skor 6 – 0. Tidak satupun putaran dapat diambil oleh Indonesia. Jadi, menilik pada pertandingan di semifinal, nyali Indonesia untuk berhadapan dengan Korea Selatan sudah mulai membaik.
Dengan kekalahan pada semifinal, Indonesia harus kembali berhadapan dengan Jerman di perebutan tempat ketiga atau medali perunggu. Jerman memang bukan lawan baru bagi Indonesia. Keduanya kembali bertemu, setelah pada bulan lalu, Diananda dan kawan-kawan harus takluk 5 – 1 dari Jerman.
Sayangnya, kesempatan untuk membalas kekalahan di Shanghai tidak dapat dimanfaatkan. Beregu recurve Indonesia harus kembali kalah dari Jerman dengan skor 6 – 2. Putaran pertama di perebutan medali perunggu tersebut diambil oleh beregu recurve putri Indonesia, namun pada tiga putaran berikut, Jerman melibas dan mengklaim untuk kedua kalinya medali perunggu di AWSC 2.
Dengan hasil tersebut, mata pencinta panahan dunia tertuju pada tujuan akhir dari rentetan perjalanan internasional pada bulan depan di Antalya Turki. Dua hasil di peringkat keempat pada turnamen internasional menjadi harapan yang menjanjikan tetapi sekaligus mencemaskan, mengingat Indonesia masih harus bersaing untuk mendapatkan tiket olimpiade Paris di Turki nanti.
Beregu Putra Gagal
Seperti prediksi dari hasil undian berdasarkan peringkat kualifikasi, beregu recurve putra Indonesia dapat dengan mudah melewati beregu putra Israel dengan skor mencolok 6 – 0. Riau Ega, Arif Pangestu, dan Ahmad Baasith tidak memberi sekalipun satu putaran untuk Israel.
Melaju ke babak berikut, Riau Ega dan kawan-kawan bertemu dengan tim tuan rumah Korea Selatan, yang diperkuat oleh Kim Woojin, Lee Woo Seok, dan Kim Je Deok. Korea Selatan menghasilkan skor 57 – 57 – 55 sedangkan Indonesia 55 – 54 – 52. Dengan hasil tersebut, Indonesia keok 6 – 0 dari Korea Selatan.
Hasil tersebut sama dengan pencapaian di Shanghai, bulan lalu. Bedanya, beregu putra Indonesia harus kalah dari India di babak yang sama dengan skor 5 – 3. Beregu recurve putra Indonesia juga gagal memenuhi target untuk dapat melaju ke peringkat keempat sesuai prediksi.