LAPORAN DARI SHANGHAI
“De ja vu, beregu recurve putri Indonesia harus berhadapan dengan Korea Selatan, Perancis, Jerman, dan Jepang. Sama seperti lawan-lawannya pada Kejuaraan Dunia di Berlin, tahun lalu. Tempat keempat menjanjikan, tetapi bukan merupakan tujuan akhir.”
Shanghai, 25 April 2024 – Bertanding maraton hingga perebutan medali perunggu di Hyundai Archery World Cup Stage (AWCS) I di Stadion Yuanshen, Shanghai, China, beregu recurve putri Indonesia mengakhiri perjuangan dengan berada di tempat keempat atau kalah dari beregu recurve putri Jerman pada perebutan medali perunggu ajang tersebut.
Bertanding dengan Malaysia pada babak 12 besar, Diananda Choirunnisa, Syifa Afifah, dan Rezza Octavia berhasil mengkandaskan Tim dari Negeri Jiran tersebut 6 – 0. Kemenangan tersebut mengantar tim recurve putri Indonesia harus berhadapan dengan Jepang, tim kuat lainnya di babak delapan besar. Dengan perjuangan susah payah, tiga srikandi Indonesia tersebut berhasil menekuk Jepang 5 – 3.
Memasuki babak perempat final AWCS I tersebut, seperti de ja vu, tim-tim yang berhadapan pada fase tersebut bak ulangan dari Kejuaraan Dunia Panahan di Berlin, Agustus tahun lalu. Tercatat, Indonesia, Korea Selatan, Perancis, dan Mexico adalah tim recurve putri yang saling kalah mengalahkan di ajang besar panahan dunia tersebut.
Lolos dari Jepang, Indonesia harus berhadapan dengan Perancis, dengan komposisi tim yang sama, ADICEOM Audrey, BARBELIN Lisa, LOPEZ Caroline, yang memperkuat Perancis di Kejuaraan Dunia Panahan di Berlin, Jerman. Indonesia kala itu harus menyerah dari Perancis di babak perempatfinal dengan skor 3 – 5.
Pada semifinal di AWCS I tersebut, Indonesia langsung memimpin pada dua babak pertama, sehingga skor menjadi 4 – 0. Namun, Perancis tidak mau serta merta kalah dan memberikan perlawanan di babak ketiga sehingga skor menjadi 4 – 2. Pada babak terakhir, Indonesia kembali unggul dengan total poin 53 – 39. Anak panah terakhir tim Perancis Missed, sehingga kedudukan akhir menjadi 6 – 2 untuk Indonesia.
Sukses mengalahkan Perancis, Indonesia harus berhadapan dengan unggulan pertama dari Korea Selatan. Jika pada Kejuaraan Dunia di Berlin, Indonesia berhasil menekuk Korea Selatan dengan skor 5 – 3, kekalahan tersebut dibayar tuntas oleh JEON Hunyoung, LIM Sihyeon, NAM Suhyeon dengan kedudukan akhir 0 – 6 di AWCS I Shanghai kali ini.
Bedanya adalah Korea Selatan kala itu diperkuat oleh Lim Sihyeon, An San, dan Kang Chae Young. Kali ini, dua wajah baru Korea Selatan, Jeon dan Nam, tampil di panggung internasional, dan keduanya juga baru saja melakukan debut internasional pada ajang ini, sama seperti Syifa.
Kalah dari Korea Selatan, Indonesia harus berhadapan dengan pemegang medali emas atau sang juara dunia, Jerman, yang juga adalah unggulan ketiga pada ajang ini. Pada Kejuaraan Dunia di Berlin, Indonesia memang tidak berhadapan dengan Jerman. Namun, Jerman mengalahkan Perancis pada babak final di rumahnya sendiri.
Saat itu Jerman diperkuat oleh BAUER Katharina, KROPPEN Michelle, SCHWARZ Charline. Komposisi yang hampir sama juga terjadi pada ajang ini, Bauer, Schwarz, dan pepanah lainnya Tartler. Dengan komposisi tersebut, kekuatan Jerman tidak jauh berbeda dengan yang pernah dilakukan pada Kejuaraan Dunia tahun lalu.
Pada perebutan medali perunggu tersebut, Jerman langsung tancap gas dengan menggungguli Indonesia 2 – 0 di babak pertama dengan skor akhir 53 – 51. Demikian halnya juga dengan babak kedua, Indonesia hanya mampu mengumpulkan 48, sedangkan Jerman konsisten di 53, sehingga kedudukan menjadi 4 – 0. Pada babak ketiga, anak panah terakhir Jerman sempat jatuh di bidang sasar 5, namun hasil tembakan yang kurang bagus itu tidak mampu menolong Indonesia karena skor akhir kedua beregu sama kuat 50 – 50. Indonesia harus puas di tempat keempat.
Wakil Ketua II Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Perpani Abdul Razak mengatakan, perjuangan beregu recurve putri Indonesia di Shanghai telah menunjukkan performa yang kompetitif di antara negara-negara kuat, seperti Jepang, Perancis, Korea Selatan, dan Jerman. Hal ini dapat menjadi gambaran bagi Indonesia dalam persaingan untuk merebut tiket olimpiade Paris di Antalya pada Juni mendatang.
“Beregu recurve putri Indonesia bersaing dengan unggulan satu hingga lima mulai dari babak semifinal pada ajang ini. Hanya Indonesia yang berperingkat 12 yang bertahan hingga tempat keempat. Beregu recurve putri Indonesia menjanjikan untuk kompetisi ke depan,” katanya.
Sementara itu, beregu recurve putra Indonesia harus kalah dari India pada babak perdelapan besar dengan skor 3 – 5. Sebelumnya, pada babak Indonesia berhasil menekuk Israel dengan skor 6 – 2. India, yang merupakan unggulan kedua, akhirnya melenggang ke final dan bakal berhadapan dengan unggulan pertama dari Korea Selatan.(*)