LAPORAN KHUSUS KEJURNAS JUNIOR 2023
Prestasi yang ditorehkan atlet-atlet dari provinsi di luar Pulau Jawa menjadi alarm terhadap dominasi atlet-atlet panahan di Pulau Jawa. Persaingan tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi panahan nasional, karena bibit-bibit atlet yang kompetitif tumbuh semakin merata dan meluas di Indonesia.
BOGOR, 20 Juli 2023 – Kehadiran perwakilan dari Provinsi Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Lampung di podium juara memberikan angin segar bagi pembibitan dan prestasi atlet panahan nasional. Atlet-atlet panahan usia muda kini mulai bangkit dan menyebar di provinsi-provinsi, termasuk di luar Pulau Jawa. Hal ini menjadi gambaran dari peroleh medali sementara untuk Divisi Nasional pada Kejuaran Junior (Kejurnas) Panahan 2023.
Kejurnas Junior 2023 telah menyelesaikan laga di Divisi Nasional untuk kategori U-15 dan U-18. Jawa Tengah sebagai jawara Kejurnas Junior tahun lalu masih kokoh dalam peroleh medali sementara dengan total sembilan medali emas, disusul DKI Jakarta dan Sumatera Utara dengan total tiga medali emas, Lampung dua medali emas, serta Jabar, DI Yogyakarta, Bengkulu, Kepri, Jatim masing-masing satu medali emas.
Pada partai final nomor perseorangan kategori U-15 putra, Satrio Bimo Nusantoro dari Jawa Tengah berhasil keluar sebagai juara, setelah mengalahkan Abu Dzar Al Ghifari dengan skor 7 – 3. Pada tempat ketiga di kategori yang sama, Khiar Assegaf Prasetyo dari Di Yogyakarta berhasil membawa pulang perunggu, setelah menggeser Zenopaty Prya Maheswara dari Banten di tempat keempat.
Satrio Bimo memang tidak terhentikan sejak Babak Kualifikasi. Dia adalah unggulan pertama yang mengumpulkan skor 674 dari dua putaran tembakan. Sementara itu, rekan putrinya Hanifah Noor Fakriyah, yang merupakan unggulan pertama, harus terhenti langkahnya di Babak seperenambelas besar, karena kalah dari Nafisah Zahra Tanjung asal Sumatera Barat. Namun, keduanya memberi tambahan dua medali bagi Jawa Tengah.
Tempat tertinggi nomor perseorangan putri U-15 berhasil dicetak oleh Shafaul Qalbi dari Sumatera Utara, yang mengalahkan Aqeela Octobrina Pujianto dari Kepulauan Riau dengan skor 6 – 4. Tempat ketiga pada nomor perseorangan putri tersebut diklaim oleh Dira Hulliyya Faradisa dari DKI Jakarta yang mengalahkan Raysha Ainun Mahya dari Kalimantan Timur.
Munculnya Shafaul dan Aqeela di final dan Raysha merupakan angin segar bagi panahan nasional karena kehadiran mereka di partai perebutan medali menunjukkan adanya persebaran persaingan, setelah dalam lima tahun terakhir prestasi panahan nasional didominasi oleh atlet-atlet dari Pulau Jawa.
Di nomor perseorangan putra untuk kategori U-18, Khistiano Teja Kusuma dari Jawa Timur keluar sebagai juara pertama setelah mengalahkan Gavra Iyar Rendra dari Jawa Tengah, yang harus puas di tempat kedua. Sementara itu, tempat ketiga diisi oleh Muhammad Fairuz Safa Alzena dari Jawa Barat, setelah menghentikan langkah Ridwan Irawan dari Lampung.
Ridwan Irawan sediri sudah mencatatkan tinta prestasi dengan meraih medali emas pada Babak Kualifikasi. Dia merupakan unggulan pertama, yang berhasil mengumpulkan total skor 649, dari dua kali putaran tembakan. 20 kali tembakannya presisi ke angka 10, di antaranya 8 kali tepat mengenai X.
Sementara itu, di bagian putri U-18, Gema Retyan Arinjani dari DI Yogyakarta berhasil mengklaim medali emas, setelah mengkandaskan Aidah Afrah Muthmainah dari Jawa Barat. Di Yogyakarta juga meraih medali perunggu, setelah Biru Laksita naik ke podium ketiga dengan mengalahkan Nabila Ayu Wulandari dari Jawa Barat.
Dalam perjalannya menuju podium ketiga, Biru Laksita harus bertarung panas dengan Assyifa Putri Elzahra, yang telah lebih dulu meraih medali emas di Babak Kualifikasi. Atlet asal Jawa Tengah itu berhasil menjadi unggulan pertama karena mengumpulkan total tembakan 649 dari 72 anak panah yang dilesakkan. Namun, kegemilangan Assyifa Putri Elzahra harus terhenti di babak perempat final setelah bertarung ketat dengan Biru Laksita. Skor akhir keduanya 2 – 6 untuk kemenangan Biru Laksita.
Prestasi yang ditorehkan atlet-atlet dari provinsi di luar Pulau Jawa menjadi alarm terhadap dominasi atlet-atlet panahan di Pulau Jawa. Persaingan tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi panahan nasional, karena bibit-bibit atlet yang kompetitif tumbuh semakin merata dan meluas di Indonesia. Ajang Kejurnas Junior menjadi tolok ukur potensi prestasi panahan di Indonesia.