LAPORAN DARI MEDELLIN
Kehadiran Liko di partai puncak adalah kejutan sesungguhnya. Dengan dua medali emas di tangan, dia memecahkan rekor sebagai peraih medali emas termuda sepanjang turnamen World Cup Stage. Dia benar-benar menggila!
MEDELLIN, 18 Juni 2023 – Liko Arreola, 15 tahun, asal Amerika Serikat pantang menyerah berhadapan dengan pemanah compound putri sarat pengalaman dan legenda hidup asal Kolombia Sara Lopez. Kendati mengaku gugup menjalani partai final tersebut, Liko akhirnya mengalahkan Sara Lopez dengan skor dramatis di ajang Hyundai Archery World Cup Stage (AWCS) 3 di Medellin, Kolombia.
Liko benar-benar berada dalam tekanan di partai puncak tersebut. Seperti panah yang menghujam dadanya, pertama, partai final itu merupakan hasil mengejutkan dari debut internasional pertamanya di World Cup Stage. Kedua, berhadapan dengan Sara Lopez, final itu seperti sebuah pendakian terjal, yang tidak ingin dia lalui. Apalagi, ketiga, Sara Lopez bermain di hadapan pendukungnya sendiri, di lapangan yang sudah biasa menjadi tempat menembaknya setiap hari.
Namun, kehadiran Liko di partai puncak adalah kejutan sesungguhnya. Dengan medali emas di tangan, dia memecahkan rekor sebagai peraih medali emas termuda sepanjang turnamen World Cup Stage. Sebuah prestasi yang sulit untuk disamai oleh pemanah muda lainnya, kecuali berada dalam jalur keberuntungan yang sama.
Pada partai puncak, Liko mengawali putaran pertama dengan rasa gugup. Wajar jika hasil putaran pertamanya menghasilkan total skor 28, sedangkan Lopez dengan penuh keyakinan meraih perfect score 30. Mengatasi rasa gugup tersebut, jiwa petarung Liko akhirnya bangkit. Keduanya menghasilkan total tembakan yang sama 29 – 29 pada putaran kedua. Namun, lagi-lagi Lopez menunjukkan kelasnya dengan menghasilkan perfect score pada putaran ketiga, sedangkan Liko 29. Kedudukan sementara hingga putaran ketiga menjadi 86 – 89 untuk Lopez.
Bagi Lopez, dengan perbedaan 3 poin tersebut, sudah cukup mudah bagi dirinya untuk meraih emas. Apalagi, pada dua putaran sebelumnya dia menghasilkan perfect score. Namun, begitulah panahan, apapun bisa terjadi. Pada putaran keempat, panah ketiga Lopez meleset ke angka 7. Liko lebih beruntung, tiga anak panahnya bersarang di 10 – 10 – 9. Kedudukan berubah menjadi 115 – 116 untuk Lopez.
Pada putaran terakhir, Liko menggila dengan tiga anaknya bersarang di X – 10 – 10, perfect score. Sementara Lopez harus puas dengan total skor 29, anak panah terakhirnya singgah di angka 9. Kedudukan menjadi sama kuat, 145 – 145, dan final itu pun harus ditentukan dengan Shoot off. Dengan penuh keyakinan Liko membidik anak panah terakhir di angka 10, sedangkan Lopez meleset di angka 9. Liko, menjadi tak terkalahkan.
“Saya sangat gugup sepanjang pertandingan. Tetapi, saya tidak mau menyerah dan melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan. Sejujurnya, saya memang sangat gugup,” ujar Liko setelah mengklaim kemenangan.
Rekan senegaranya, James Lutz, yang mendapat medali perak untuk compound putra, tidak tahan untuk mengomentari Liko. “Liko benar-benar menggila di compound putri. Untuk gadis berusia 15 tahun di piala dunia pertamanya, sungguh gila,” kata dia.
Sebelumnya, keberuntungan Liko telah nampak pada babak final beregu putri compound. Bersama dua rekan lainya, Liko-Dean-Ruiz, mereka harus berhadapan dengan tim compound putri Kolombia, Lopez-Gallego-Usquiano. Dalam perjalanannya menuju babak final, mereka harus berhadapan dengan tim-tim kuat lainnya. Mendapat bye pada babak perdelapan final, mereka harus bertempur dengan tim China Taipei.
Sementara itu pada babak semifinal, mereka mengalahkan tim kuat lainnya, India yang diperkuat oleh Vennam-Kaur-Swami. Swami dan Vennam adalah unggulan pertama dan kedua pada turnamen tersebut, sedangkan Jyothy Vennam sendiri adalah peraih medali emas compound putri di Antalya, Turki, dan Beregu Campuran Compound di Shanghai, China.
Perjuangan mereka menuju final sama dramatisnya dengan perlawanan Liko untuk Lopez. Dengan India, mereka harus bermain hingga babak shoot off, karena kedudukan akhir hingga putaran kelima sama kuat 232 – 232. Pada tembakan terakhir, tiga anak panah Tim Putri Compound Amerika Serikat itu besarang di angka 10 – 10 – 9, sedangkan India 10 – 9 – 9.
Pada babak final, kemenangan tipis mereka raih dari tim kuat Kolombia. Total skor dari putaran pertama hingga keempat untuk Tim Putri Amerika Serikat adalah 58 – 57 – 59 – 59, sedangkan Tim Putri Kolombia 57 – 60 – 59 – 55. Rasa-rasanya Tim Putri Kolombia-lah yang berada di bawah tekanan, karena bermain di hadapan pendukungnya sendiri. Apalagi, harus berhadapan dengan tim medioker, dan mereka menjadi unggulan. Kedudukan akhir menjadi 233 – 231 untuk Liko dan kawan-kawan.