LAPORAN DARI SHANGHAI
Sebagai juara bertahan, wakil India tersebut tidak gentar berhadapan dengan Korea Selatan. Adu gengsi, teknik, dan mental pun benar-benar terjadi di partai final tersebut. Dengan dua medali emas dari Turki dan Shanghai di beregu campuran, Vennam telah bermimpi medali emas berikutnya di World Archery Championship di Berlin.
SHANGHAI, 20 Mei 2023 – Beregu campuran compound yang beradu di babak final Hyundai Archery World Cup (AWCS) 2 menyajikan partai terbaik abad ini. Keempat wakil masing-masing dari India, Korea Selatan, Mexico, dan Italia sama-sama ngotot dan tak mau mengalah. Di bawah cuaca yang bersahabat, keempat beregu campuran tersebut berhasil mengeluarkan permainan terbaiknya dan sisanya adalah faktor keberuntungan.
Dimulai dengan pertemuan antara Meksiko dan Italia yang memperebutkan medali perunggu. Duet Meksiko adalah Andrea Becerra – Miguel Beccera, sedangkan Italia Elisa Roner – Elia Fregnan. Untuk menyelesaikan pertandingan tersebut, keduanya harus bermain hingga babak shoot off, karena hasil akhir dari empat putaran itu berimbang dengan skor 154 – 154.
Yang menyebabkan laga itu menarik, penuh adrenalin, karena sejak putaran pertama hingga keempat, Meksiko dan Italia mengumpulkan poin yang sama. Keduanya membuka putaran pertama dengan poin 38, menyusul 38 berikut untuk putaran kedua, dan 38 lagi untuk putaran ketiga. Sama-sama mengeluarkan permainan terbaik, pada putaran penentu Meksiko menembak dengan total poin 40, dan demikian juga dengan Italia 40. Kedudukan sama kuat 154 -154.
Pada babak shoot off, tembakan Meksiko pertama mengenai sasaran 10 dan kedua di sasaran 9. Sementara itu, anak panah Italia pertama jatuh di angka 9 dan anak panah kedua di angka 9 yang sama. Meksiko akhirnya merebut tempat ketiga dan mengklaim medali perunggu pada turnamen tersebut.
Meksiko memang tim tangguh dan penu determinasi. Duet Andrea dan Miguel itu nyaris saja masuk ke final, kalau saja tidak kalah dari Korea Selatan. Pada partai semifinal, mereka juga begitu ngotot dan memaksa Korea Selatan hingga ke babak shoof off. Mereka menghasilkan poin 39 – 40 – 39 – 39, sedangkan Oh Yoohyun – Kim Jongho 40 – 40 – 39 – 38. Kedudukan menjadi sama kuat 157 – 157 dan pada babak shoof off, Meksiko harus mengakui keberuntungan Korea karena berhasil membidik X dan 10, sedangkan Meksiko 10 dan 9.
Partai puncak yang memperebutkan medali emas punya cerita seru dan menegangkan lainnya. Oh Yoohyun – Kim Jongho harus berhadapan dengan duet India Jyothy Vennam – Ojas Deotale. Duet India tersebut adalah juara bertahan dari AWCS 1 di Turki. Kala itu, Vennam – Deotale mengalahkan wakil dari China Taipei dengan skor yang nyaris sempurna 159 – 154. Artinya, hanya satu bidikan yang meleset ke angka 9.
Sebagai juara bertahan, wakil India tersebut tidak gentar berhadapan dengan Korea Selatan. Adu gengsi, teknik, dan mental pun benar-benar terjadi di partai final tersebut. Korea, dengan nama besarnya, juga tidak ingin tersungkur dari India, yang memang diasuh juga oleh pelatih asal Korea.
Putaran pertama, keduanya sama-sama mengumpulkan total poin 39, masing-masing menembak di bidang sasaran dua kali 10, satu kali X dan 9. Berlanjut ke putaran kedua, lagi-lagi dengan total poin yang sama 39, dengan rumusan yang sama: dua kali 10, satu kali X dan 9. Hingga putaran ketiga, lagi-lagi keduanya mencetak total poin 39 dengan rumusan yang sama.
Pada putaran penentuan, Korea mengawali poin dengan angka 9, lalu diikuti dengan 10 – 9 – 10 sehingga menghasilkan total poin 38. Di sisi lain, Vennam – Deotale membuka putaran terakhir tersebut di angka 10, selanjutnya 9 – X – 10 dengan total poin 39. Skor akhir tercatat 156 – 155 untuk beregu campuran India.
Untuk mencapai babak final, Vennam – Deotale juga melewati pertarungan hidup mati. berhadapan dengan Italia di semifinal, partai itu juga berakhir dengan shoot off. Putaran pertama hingga ketiga, duet Negeri Sungai Gangga itu konsisten menghasilkan total poin 39. Sementara itu, tim dari Negeri Pizza mengumpulkan poin 40 – 39 – 40. Sayangnya, babak putaran terakhir, India berhasil mencetak angka sempurna 40, sedangkan Italia 38. Skor akhir menjadi 157 – 157.
Pada babak shoot off, lagi-lagi persaingan seru dan menegangkan terjadi hingga detik-detik terakhir. Kedua menembak di angka yang sama: 10 dan 9. Setelah dicermati, tembakan India lebih mendekat ke X, sehingga Vennam – Deotale berhak atas total poin 19+ sedangkan Italia 19.
Dengan dua medali emas dari Turki dan Shanghai di beregu campuran, Vennam telah bermimpi medali emas berikutnya di World Archery Championship di Berlin. “Itu adalah salah satu mimpi terbesar saya,” katanya.
Dia menambahkan, kunci keberhasilan dirinya dan Deotale meraih dua medali emas di beregu campuran compound adalah saling percaya, saling berkoordinasi dan bekerja sama, serta fokus pada proses.
“Kami ingin mempertahankan momentum bagus ini hingga ke World Archery Championship. Menjuarai emas di sana tentu akan menaikkan level kepercayaan diri kami untuk ajang-ajang berikutnya. Itu target terdekat kami ke depan,” kata dia.
Berikut adalah peraih medali di Compound Mixed Team:
India (Jyothi Surekha Vennam, Ojas Pravin Deotale)
Korea (Oh Yoohyun, Kim Jongho)
Mexico (Andrea Becerra, Miguel Becerra)