LAPORAN DARI SHANGHAI
Di bawah terik matahari, mereka berdiri seperti Merah Putih yang berkibar. Tubuh dan jiwa mereka selaksa ingin bersatu dan meminta restu dari alam negeri Tirai Bambu. “Kami sudah hadir di sini dan izinkan kami untuk bertanding dengan baik.”
SHANGHAI, 14 Mei 2023 – Setelah menempuh perjalanan lebih dari enam jam dari Bandara Soekarno Hatta, kontingen atlet pelatnas panahan Indonesia tiba di Kota Shanghai, China. Kendati bukan ibu kota negara, kota itu merupakan yang terbesar, sekaligus salah satu yang tersibuk di China selain Beijing. Kemacetannya bahkan hampir menyerupai Jakarta, dampak dari populasi yang lebih dari 26 juta jiwa.
Kontingen pelatnas panahan Indonesia tiba di Shanghai sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Selain disambut oleh panitia Hyundai Archery World Cup Stage (AWCS) 2, kontingen Indonesia juga dijemput langsung oleh perwakilan dari Konjen RI di China.
“Dengan penuh kehangatan, Konsul Protokol dan Konsuler KJRI Shanghai Ibnu Sulhan dan staf protokol Natal Dea Kristianto menjemput kami di bandara. Mereka juga yang mengurus administrasi di keimigrasian Shanghai sehingga kontingen bisa segera ke hotel dengan lancar,” demikian pantauan langsung indonesiaarchery.org dari Shanghai, Sabtu (13/5/23) kemarin.
Cuaca di Kota Shanghai berkisar 25 – 35 derajad. Panasnya bisa sangat menyengat. Terletak di tepi delta Changjiang, yang mempertemukan aliran sungai kota itu dengan bibir pantai, cuaca kota itu bisa saja berubah mendadak. Menurut perkiraan cuaca di kota itu, dalam seminggu ke depan kota itu akan bergantian terik menyengat, berawan, dan hujan. Angin bergerak ke arah Barat Daya, dengan kecepatan rata-rata 16 – 18 km/h.
Tim pelatnas panahan Indonesia harus mewaspadai perubahan cuaca mendadak di Kota Shanghai. Sama miripnya dengan yang terjadi di Turki pada akhir bulan lalu. Tidak hanya atlet Indonesia, para atlet panahan dari negara lain pun mengeluhkan kondisi cuaca yang sama. Namun, para atlet harus berhadapan dengan kondisi tersebut.
“Tidak butuh waktu panjang untuk istirahat, hari ini (Minggu 14/5/23), para atlet langsung diajak untuk beradaptasi. Setelah menjalani warming up dan conditioning pada pagi hari di hotel, para atlet bertolak ke lapangan di Yuanshen Stadium untuk latihan bebas.”
Terpantau atlet senior Riau Ega, didampingi Arief Dwi Pangestu, Baasith, Rezza Octavia, Diananda Choirunisa sedang membidikkan anak panah ke arah bidang sasar masing-masing. Di bawah terik matahari, mereka berdiri seperti Merah Putih yang berkibar. Tubuh dan jiwa mereka selaksa ingin bersatu dan meminta restu dari alam negeri Tirai Bambu. “Kami sudah hadir di sini dan izinkan kami untuk bertanding dengan baik.”
Diananda Choirunisa, dalam live reportnya melalui @indonesia.archery mengatakan, kontingen Indonesia tiba dengan selamat dan semua dalam kondisi sehat, untuk siap berlaga di AWCS 2. “Doakan kami untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia, mudah-mudahan bisa dapat medali,” katanya.
Sementara itu, atlet-atlet dari negara lain sudah berdatangan silih berganti. Dari daftar atlet yang berlaga, bergantian kali ini tim Kolombia absen dari turnamen AWCS 2. Sudah dapat diduga, Sara Lopez, dkk bakal menanti kedatangan atlet lain di Kolombia pada World Cup Stage 3, yang akan berlangsung di negara itu.
Seperti diketahui, AWCS 2 berlangsung di Shanghai, China dari 16 – 21 Mei 2023. AWCS berlangsung sebanyak empat tahapan (Stage), dengan ajang pembuka di Antalya, menyusul di Shanghai (China), Medellin (Kolombia), dan Paris (Perancis). Setelah empat tahapan tersebut, atlet yang masuk dalam kualifikasi akan dipanggil untuk mengikuti ajang Hyundai Archery World Cup Final di Hermosillo (Meksiko). Setiap tahapan dan final merupakan kesempatan bagi atlet untuk mengumpulkan poin dan peringkat dalam rangka kualifikasi Olimpiade Paris 2024.